Tuesday, February 6, 2007

Lomba Milorobic

 
Kisah Perjuangan Tim Senam Aerobik
SD H. ISRIATI Baiturrahman Semarang
Dalam Lomba Senam Milorobic Tingkat Sekolah Dasar

Se Kota Semarang, 16 September 2006

Benakku penuh dengan kalimat tanya, ketika Rabu itu, saat istirahat sekolah aku diberitahu oleh salah satu temanku agar aku pergi ke ruang guru menemui Pak Bachtiar dan pak Parnen. Agak lega juga waktu aku tahu bahwa bukan hanya aku yang dipanggil, tetapi ada banyak siswa kelas 6 dan kelas 5 yang disuruh ke ruang guru. Aku lupa siapa saja yang datang waktu itu, yang kuingat diantaranya adalah Fia, Astri, Dinar, Dewi, Dina, Olga, dan beberapa teman lagi, yang jelas lebih dari 10 orang. Wajah mereka sama, penuh tanda tanya.
Pak Bachtiar adalah guru olah ragaku, beliau bersama Pak Parnen, guru olah raga di kelas akselerasi, memberitahu mengenai lomba senam yang diselenggarakan oleh Milo (itu loh salah satu produknya Nestle). Namanya Senam Milorobic. Pertama sekali aku dengar beliau membicarakan tentang tugas yang harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh, riang dan penuh tanggung jawab. Siswa yang mendapat tugas tersebut adalah siswa yang terpilih dari ratusan siswa SD H. Isriati Baiturrahman yang diseleksi berdasarkan kesungguhan, gerakan senam, dan kelincahan saat ada senam pagi di sekolah atau saat pelajaran olah raga. Seleksinya dengan cara gerilya loh, sampai-sampai tak satupun dari kami yang menyadarinya. Aku sih paling suka bergerak, jadi kalau ada senam pagi di sekolah atau saat pelajaran olah raga ya aku gunakan kesempatan itu untuk bergerak sesuai irama. Asyik kan? Karena sudah terpilih maka kami harus sungguh-sungguh melaksanakan tugas yang diberikan kepada kami. “Isya Allah……, Pak!” Begitu singkat jawaban kami, tetapi di dalamnya ada tekad untuk melaksanakan tugas ini dengan sebaik-baiknya.
Eh, kembali lagi ke tugas sekolah yang harus ku laksanakan itu, aku dan tim ku yang terdiri dari 20 orang siswa harus bisa menampilkan gerakan senam Milo wajib dan senam Milo kreasi sendiri. Wow, pasti susah, capek dan mandi keringatlah aku! Itulah yang pertama ada dalam benakku. Aku pikir yang namanya senam aerobic itu kan seperti di film-film atau VCD senam yang gerakannya cepat, lincah dan ada berbagai gerakan dasar yang dikembangkan berdasarkan imajinasi tim. Wah-wah, apa aku bisa ya? Trus untuk berkreasi, apa aku harus nyontek gerakan para cheerleader di film-film itu ya? Ups! Susah banget loh!
Secara singkat kami diberi penjelasan mengenai senam yang harus kami peragakan, yaitu senam wajib Milo dan senam kreasi Milo. Latihan akan diadakan setiap hari Senin dan Sabtu sepulang sekolah. Kami juga diberi tahu bahwa kami akan menjalani tahap seleksi, yaitu ada yang harus mengundurkan diri dan digantikan oleh anggota tim baru yang lebih mampu, lebih bagus dan lebih bertanggung jawab. Wah, serius banget kan? Memang harus serius, karena kami adalah satu tim, sehingga kami harus kompak, saling memberi semangat dan harus saling mendukung. Selanjutnya kami tinggal mempersiapkan diri dan harus menjaga kondisi badan kami agar selalu sehat dan siap untuk berlatih senam.
Seminggu berlalu, ketika aku sangat kecewa karena tidak bisa ikut lomba mading karena peserta lomba madding tidak boleh ikut lomba senam Milorobic, padahal aku sudah punya ide untuk madingku nanti, tiba-tiba di taman sekolah aku bertemu Pak Bachtiar yang minta tolong untuk menggandakan VCD senam Milonya agar sekolah punya VCD cadangan. Sampai di rumah, aku harus mempelajari skrip untuk syuting besok, jadi aku konsentrasi ke syuting, oh ya, aku juga bekerja sebagai presenter salah satu TV lokal di kotaku loh. Baru esok malamnya ketika pulang dari studio aku baru bisa mengkopikan VCD senam tersebut, lalu ketika aku lihat gerakan wajibnya, o… la… la….., ternyata gerakan senam wajibnya hanya 1 menit dan gerakannya sangat mudah diingat dan diperagakan. Waktu itu karena sudah jam 10 malam, aku sudah harus tidur karena besok sekolah dan ada upacara pagi.
Pagi harinya aku menyerahkan VCD tersebut ke Pak Bachtiar, kemudian siang hari sebelum pulang sekolah kami semua yang mendapat tugas istimewa ini mulai latihan pertama. Gerakan senam wajib yang harus kami kuasai hanya 1 menit durasi waktunya. Wah, singkat sekali ya? Tetapi ketika latihan kami sampai mandi keringat dan terasa sekali banyak otot-otot yang sakit. Bayangkan saja, 1 menit tetapi berkali-kali kami melatihnya agar hapal, kompak dan terlihat indah. Pertama latihan, kami semua penuh semangat, sehingga sebentar saja sudah hapal semua gerakan wajibnya, tinggal menyelaraskan dengan musiknya dan menjaga kekompakan tim.
Oh ya, kami tidak dilatih oleh Pak Bachtiar dan Pak Parnen loh, sekolah kami mendatangkan guru senam yang handal dan sudah berpengalaman dalam melatih senam. Namanya mbak Imung. Orangnya cantik, seksi, lincah, ramah dan pinter banget ngajarin gerakan senam, sehingga kami sangat mudah mengerti dan cepat hapal. Selain itu, untuk senam kreasinya, mbak Imung juga yang mengajarkan gerakan-gerakannya yang disesuaikan dengan postur tubuh tim kami dan menonjolkan gerakan yang sangat anak-anak, seperti ada sedikit gerakan seperti spin ballerina, kan tim kami anak-anak yang suka juga bergaya bak seorang princess yang sedang menari. Jadi menambah semangat latihan kan?
Yah, sayang deh, ketika asyik berlatih, aku teringat bahwa aku harus minta ijin karena aku ada tugas berlatih pidato dan menyiapkan materi pidato untuk lomba pidato esok hari, yaitu aku dipilih untuk mewakili Kecamatan Semarang Tengah dalam Festival Kompetensi Bahasa Indonesia. Pak Bachtiar dengan bijaksana memberi ijin dan juga memberi nasihat agar aku konsentrasi ke lomba besok karena itu juga tugas penting dari sekolah, soal gerakannya, Pak Bachtiar mengatakan bahwa aku tidak usah khawatir karena aku kan ada file VCD senam Milo, jadi bisa latihan gerakan di rumah, jadi hari Sabtu aku sudah hapal gerakannya tinggal menyelaraskan dengan irama gerakan teman-teman yang lain. Yuhuii, aku jadi riang lagi dan konsentrasi ke lomba pidato esok pagi.
Latihan ke dua hari Sabtu, sebagian anggota tim sangat bersemangat dan tidak sabar menunggu hari Sabtu ini, tapi sebagian anggota tim yang lain……. wah banyak yang absen karena harus mengerjakan tugas kelompok, piket, atau ada keperluan keluarga. Akhirnya Pak Bachtiar dan Pak Parnen memberikan wejangan kepada yang akan ijin agar mereka belajar bertanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan dan menggeser jadwal kegiatan lain. Hasilnya? Hanya 1 anak yang absen! Sehingga tim kami kembali berlatih dengan semangat membara, selain agar badan sehat dan kuat, juga agar kita menang! Hu…! Ha….!
Semangat! Semangat! Senyum! Senyum! Begitulah teriakan Pak Bactiar, Pak parnen dan Mbak Imung memberikan semangat dan mengingatkan agar kami selalu ceria dan tersenyum saat melakukan gerakan senam. Wah, capek dan pegal seluruh badan, tetapi karena suka dan senang sekali bisa ikut lomba Milorobic ini, kami jadi tidak merasa capek.
Saat waktu latihan sudah hampir selesai, tiba-tiba kami semua disuruh berkumpul dan di kelompokkan berdasarkan kelas. Jadi ada dua kelompok, yaitu krlompok kelas 5 dan kelompok kelas 6. Kelompok kelas 5 diberi pengarahan oleh Mbak Imung, sedangkan kelompok kelas 6 diberi evaluasi tentang latihan kami yang menurut Pak Bachtiar dan Pak Parnen ada beberapa anggota tim yang sangat tidak serius latihan dan tidak bersemangat. Agar tidak menimbulkan pengaruh yang negative seperti mengurangi semangat dan konsentrasi anggota tim yang lain, maka Beliau meminta anggota tim yang merasa tidak mampu dan tidak berniat untuk ikut lomba dipersilakan untuk mengundurkan diri. Akhirnya ada beberapa anggota tim yang mengundurkan diri. Setelah itu kami latihan dua putaran lagi lalu pulang. Wah, lega deh, padahal aku sudah sangat khawatir kalau waktu latihannya ditambah, aku pasti terlambat ke studio untuk syuting.

Oh ya, salah satu syarat pendaftaran untuk mengikuti lomba ini adalah menyertakan foto satu tim senam dari sekolah kami. Tadinya disepakati hari rabu untuk pengambilan gambarnya, tetapi lagi-lagi aku harus minta ijin karena hari itu aku menjadi peserta lomba Khitobah tingkat Kota Semarang mewakili Kecamatan Semarang Tengah. Untunglah teman-teman anggota tim mau mengerti dan akhirnya disepakati pemotretan dilaksanakan hari Kamis, padahal hari Jum’at adalah batas terakhir pengumpulan data-data dan kelengkapan peserta lomba. Ada beberapa wajah baru di tim kami yang terlihat bersemangat dan siap untuk berlomba, sehingga menambah semangat kami juga.
Hari Sabtu, kami kembali berlatih. Selain latihan Senam Wajib Milo, kami juga sudah mulai melakukan gerakan Senam Kreasi Milo. Wah, senang sekali ketika kami melakukan gerakan senam kreasinya, selalu ada tawa dan teriakan yang menambah semangat kami. Gerakan senam kreasinya juga sangat kami sukai, ada gerakan dasar pemanasan yang penuh energi, ada sedikit gerakan spin ballerina, dan yang menambah semangat ada teriakan-teriakan yang ceria dari kami. Rasanya waktu cepat berlalu, sehingga tak terasa sudah pukul 14.00 WIB lebih. Padahal aku ada jadwal syuting pukul 15.00 WIB. Wah, aku kan harus dirias di salon dulu lalu memakai kostum yang sudah dipersiapkan. Gimana nih? Akhirnya aku putuskan menghubungi studio dahulu untuk menyampaikan keadaanku yang mandi keringat dan belum berada di salon yang sudah ditentukan. Alhamdulillah, Program Director ku mau mengerti dan jadwal syutingku bisa dirubah pukul 16.00 WIB.
Hari Senin berikutnya tim kami tidak bisa berlatih sehingga diganti hari Selasa. Kami berlatih di depan Ruang Kepala Sekolah pukul 10.30 WIB sampai sekitar pukul 12.00 WIB. Bergabungnya anggota tim yang baru membuat tim kami menjadi semakin kompak dan bersemangat. Ditambah lagi ada satu anggota tim yang dijadikan cadangan, agar jika ada yang berhalangan kami mempunyai penggantinya. Hari itu kami sangat bersemangat berlatih, walau peluh sudah membasahi baju olah raga kami, tetapi sepertinya kami tidak merasakan capek lagi karena sudah terbiasa melakukan gerakan ini berkali-kali di rumah. Semangat untuk berlomba dan pulang membawa kemenangan adalah sebagian dorongan untuk terus berlatih di samping kami juga sangat suka melakukan gerakan senam ini. Oh ya, selain ingin berhasil dalam lomba nanti, kami juga merasakan enaknya melakukan gerakan senam ini setiap hari, karena walaupun tidak ada jadwal latihan di sekolah, di rumah kami juga selalu berlatih walau tanpa musik, tetapi kami dapat berlatih dengan hitungan Tu, Wa, Ga Pat, ……… hasilnya? Tidak terasa setiap hari badan kami jadi semakin sehat dan segar sehingga di sekolah kami tidak mudah marah, tidak mudah mengantuk dan selalu ceria.
Hari Rabu, kami latihan lagi sepulang sekolah. Karena aku sudah kelas enam, maka aku ada tambahan pelajaran, sehingga adanya latihan ini membuatku harus ijin dari pelajaran tambahan. Hal ini membuat wali kelasku marah. Beliau menginginkan kami yang kelas enam sudah tidak lagi mengikuti kegiatan lomba, tetapi harus konsentrasi pada pelajaran sekolah untuk persiapan mengikuti Ujian Akhir Sekolah. Wah, serem deh kalau beliau sudah marah. Ternyata hal ini bukan aku saja yang mengalami, tetapi anggota tim lain, khususnya yang kelas enam. Hal ini membuar Pak Bachtiar dan Pak Parnen khawatir, takut kalau konsentrasi kami jadi terganggu dan mengurangi semangat kami. Apalagi latihan hari itu ada beberapa anggota tim yang tidak dapat ikut latihan karena tidak mau membolos pelajaran tambahan, ada yang harus ikut ulangan susulan, dan ada yang harus mengerjakan tugas kelompok. Wah, susah juga ya kalau guru sudah tidak kompak. Walaupun Bapak Kepala Sekolah sudah memberi ijin, Pak Bachtiar dan Pak Parnen juga sudah memintakan ijin, tetapi kalau ada guru yang tidak setuju kan kami yang bingung. Tidak ikut pelajaran dimarahin guru, tidak ikut latihan ada yang marah juga. Wah, wah, gimana ya? Pada akhirnya, aku pilih yang menurutku paling banyak manfaatnya setelah aku pertimbangkan. Kan sama-sama dimarahin. Menurutku jika aku ketinggalan pelajaran, kan yang rugi cuman aku, tetapi jika aku tidak latihan, yang rugi satu tim, kalau tidak juara yang rugi sekolahku juga dan pasti banyak orang yang akan kecewa.
Latihan Rabu siang itu walaupun kurang bersemangat, tetapi setidaknya kami sudah hapal gerakan senam wajib, senam kreasi, salam pembukaan dan salam penutup. Selain itu kami juga dibagikan celana senam pendek warna hitam untuk dikenakan saat lomba, sedangkan kostum yang lain akan dibagikan hari Jum’at setelah latihan. O la la ……. Celananya sempit sekali. Pahaku saja tidak masuk, gimana dong? Akhirnya aku beli celana senam warna hitam di toko perlengkapan olah raga. Ternyata……….hampir semua anggota tim ku beli celana senam juga karena celana yang dibagikan terlalu sempit. Selain itu kami juga membeli perlengkapan kostum yang lain seperti kaus putih lengan panjang untuk bagian dalam. Dan agar terlihat cantik, aku juga berinisiatif untuk membuat anting-anting warna hijau untuk seluruh anggota tim. Awalnya susah juga mencari bahannya untuk 21 pasang dengan warna dan bentuk yang sama, akhirnya walau agak tidak sesuai dengan desain yang aku inginkan dapat juga bahan untuk membuat anting-anting sebanyak 21 pasang. Tadinya sih aku mau pesan saja, tetapi tidak satupun toko yang sanggup membuatkan 21 pasang anting selama 2 hari. Minimal mereka minta waktu 1 minggu, wah kan lombanya tinggal 3 hari lagi. Terpaksa deh minta tolong ibuku untuk membantuku membuat anting-anting yang aku inginkan.
Hari Jum’at adalah latihan terakhir sekaligus gladi bersih. Suasananya agak tegang karena semua terlihat panik. Mbak Imung agak panik karena sebagian ada yang belum hapal gerakan salam pembuka dan penutup karena Rabu kemarin banyak yang bolos latihan. Pak Bachtiar dan Pak Parnen mondar-mandir memberi semangat dan mengingatkan untuk selalu tersenyum ceria. Kami semua menyadari bahwa waktu latihan kami sangat kurang, sehingga wajarlah jika semua cemas karena hari ini adalah latihan terakhir, sedangkan besok pagi kami sudah harus berlomba. Para ibu yang sudah berdatangan untuk menjemput juga terlihat agak khawatir karena gerakan senamnya terlihat belum kompak, sesekali mereka juga membicarakan kostum yang agak susah dicari karena sebagian besar toko kehabisan stok kaus lengan panjang warna putih. Ada pula ibu-ibu yang salah membeli celana senam warna hitam karena ada yang terlalu pendek, ada pula yang kepanjangan.
Akhirnya dengan usaha yang keras dan tidak mengenal lelah, tim kami berhasil memperagakan senam wajib, senam kreasi, pembukaan dan penutup yang lumayan kompak dan sudah sesuai irama musik yang ditetapkan panitia. Yes! Tinggal berdo’a dan berjuang besok pagi di Lapangan Tri Lomba Juang Semarang. Sebelum pulang, kostum dibagikan. Masing-masing dari kami mendapat kaus putih bergambar logo Milo, bawahan berwarna hitam dan hijau, ikat kepala putih, kaus kaki warna hijau dan warna putih dan anting berwarna hijau. Besok pagi kami harus memakai semua itu, ditambah celana senam warna hitam se lutut, sepatu olah raga putih dan kaus putih lengan panjang. Alhamdulillah, semua suka dengan anting yang aku bawa dan menambah cantik penampilan tim kami.
Sabtu pagi ketika aku sampai sekolah, belum banyak siswa yang datang. Kami memang diwajibkan datang agak pagi agar dapat melakukan persiapan. Rambut kami diikat dua kemudian ditutup ikat kepala warna putih a la bajak laut. Pergelangan tangan kami diikat pita warna putih dan hijau, lalu t-shirt dari Milo yang agak kebesaran, bagian pinggangnya diikat karet agar tampak pendek dan tidak menutupi bawahan yang kami kenakan yang modelnya seperti kelopak bunga.

persiapan di sekolah sebelum berangkat lomba

Nah sebelum kami berangkat kami berdoa terlebih dahulu dipimpin Pak Bahtiar. Setelah kami berangkat menggunakan mobil milik beberapa anggota tim senam menuju Lapangan Tri Lomba Juang. Sesampainya di sana kami duduk di kursi yang sudah disediakan untuk menunggu saatnya pengambilan nomor undian. Kami sangat berdebar-debar karena kami belum mengetahui nomor undian kami dan melihat tim lain yang kostumnya juga bagus-bagus. Kemudian para guru pendamping dipanggil untuk daftar ulang dan mengambil nomor undian. Tim kami diwakili Pak Bahtiar yang mengantri cukup lama, kami semakin berdebar-debar saat Pak Bahtiar keluar dari barisan antrian dan menuju tempat kami menunggu. Pak Bahtiar lalu mengatakan kalau tim kami mendapat nomor undian 06. Aku yang diberi nomor undian oleh Pak Bachtiar untuk disematkan di dada, karena aku berada di barisan paling depan dan paling tengah ketika tim kami tampil nanti. Sesaat aku melaihat-lihat ke seluruh peserta yang sudah hadir pagi itu, aku melihat tim dari sekolah lain, ada yang pakai kerudung ada yang mengunakan rok paskibra, ada yang rambutnya diikat ke atas, dan banyak lagi aksesori yang dipakai untuk menambah keanggunan peserta. Melihat itu semua dadaku semakin dag….dig…dug….

“Inilah nomor 5!” tiba-tiba pembawa acara berteriak dengan suara lantang. Kami semua terkejut karena setelah ini giliran kami yang maju, nggak ada waktu untuk kebelet pipis lagi, jantung kita jadi tambah cepet dag dig dug dag dig dug ..…, lalu kami menempati posisi tunggu di samping panggung untuk persiapan tampil. Walau terlihat tenang dan senyum-senyum, tapi jantung kami berdegup sangat kencang. Mbak Imung sudah terlihat hamper menangis dan pucat pasi. Agak tersendat Mbak Imung memberi semangat kepada kami, memberi tahu lagi apa yang harus kita lakukan jika terjadi kesalahan yang tidak terduga atau kami disuruh tetap senyum walau ada gerakan yang salah. Semakin pucat wajah Mbak Imung ketika tim nomor lima menginjak tahap senam kreasi. Lalu kamipun sudah bersiap untuk menampilkan yang terbaik dari hasil kami latihan selama ini.

“Dan saatnya kita panggil peserta nomor enammm………” Wah sekarang waktunya bagi kita untuk tampil. Yeeeeeeeee………..haaaaaaaaa……hiiiiiiiiii……. teriak para suporter kita dari Israti. Ternyata Pak Bahtiar meminta bantuan kepada Pak Adji untuk membawa pasukan suporter yang bersuara lantang dan keras. Kami jadi semakin pede karena dukungan teman-teman di tribun penonton.
Tu, wa, tu, wa MILO! Teriak kami penuh semangat mengawali posisi barisan tim kami. Lalu mulailah senam pembuka kami tanpa musik:
KAMI DARI ISRIATI AEROBIK
SETELAH MINUM MILO KAMI AKAN BERAKSI
LIHAT LIHATLAH KAMI
PASTI AKAN TERTARIK
HU HA ………………HUUUUUU UK UK
Setelah itu musik dimainkan, dan………penuh semangat kami bergerak lincah sesuai irama dan hitungan senam wajib Milo, sambil tersenyum dan tetap ceria kami selesaikan tahapan Senam Wajib Milo.
Kemudian musik kembali ke nada awal lagi, tanda kami harus menampilkan senam kreasi kami. Wah, kali ini lebih semangat dari tahapan yang tadi karena senam kreasi ini benar-benar kami sukai, sehingga dengan lincah, kompak dan sesuai irama kami melalui tahapan ini dengan sukses.
GO GO MILO
MILO HA
ISRIATI AEROBIK
BEST BEST IS THE BEST
Begitulah teriakan kami sambil senam. Suara kami sangat keras terdengan karena kami sangat senang dan bersemangat! Lalu tibalah salam penutup kami:
KAMI DARI ISRIATI AEROBIK
MEMOHON DIRI
BERSAMA MILO KAMI JADI JUARA
GO GO MILO
MI LO HA
ISRIATI AEROBIK
BEST BEST IS THE BEST
Lalu sambil melambaikan tangan, kami berurutan turun dari panggung dengan cara terpecah dua, yaitu barisan pertama dan ke tiga berjalan menyamping ke kiri lalu barisan ke dua dan ke empat berjalan menyamping ke kanan.
Yah…. Lega juga setelah tampil. Lalu kami menyerbu tempat pengambilan Milo gratis yang dingin menyegarkan dan boleh minum sepuasnya. Puass…. Seger….lalu kita ke tempat duduk dan menikmati makan siang. Sambil makan kami melihat penampilan tim senam dari sekolah lain, hingga nomor terakhir selesai.
Sebelum pengumuman, ada acara senam bersama, yaitu seluruh peserta menempatkan diri di tengah lapangan dengan barisan yang rapi lalu melakukan senam aerobik bersama-sama. Saat senam wajib, semua tim terlihat kompak dan sangat indah karena semua gerakannya sama dengan irama yang sama dan dengan senyum ceria masing-masing tim peserta. Namun saat senam kreasi masing-masing peserta, setiap tim melakukan gerakannya sendiri-sendiri, sehingga tampak lucu karena ada yang saling bertabrakan, ada yang saling silang, ada yang loncat-loncat dan masih banyak kejadian lucu yang tidak sempat kami nikmati, tetapi sekilas kami dapat melihat kehebohan yang terjadi. Tim kami sendiri terlihat paling kompak dan bagus karena banyak gerakan yang kami lakukan dengan indah. Setidaknya tidak terjadi tubrukan dan saling silang dengan tim yang lain. Suporter kami? Wah heboh sekali, sampai-sampai kami terharu dengan semangat mereka memberi dukungan pada tim kami.

Tibalah saatnya untuk pengumuman. Semua peserta menatap pembawa acara diatas panggung dengan wajah sedikit tegang. Lalu beliau berkata, “Baiklah akan saya umumkan, juara ketiga jatuh pada SD…………..Al-Azhar!!!!!!!, Kemudian juara kedua jatuh pada SD………..Sompok!!!!!!”, begitulah kurang lebih pembawa acara menyampaikan pengumuman untuk juara ke tiga dan ke dua, lalu sebelum mengumukan juara satu beliau diam sejenak untuk menatap semua peserta. Kami semakin tegang. Nadine menatapku sambil berkata lirih agak bergetar, “ Aya, kita bukan juara 2 atau 3 jangan-jangan kita nggak juara.“ ada nada khawatir di suaranya. “Pasti! Pasti kita juara Satu!!!” kataku penuh keyakinan sambil ku pandangi wajah teman-temanku. Dalam hati aku berdo’a, “Ya Allah, kabulkanlah do’a-do’a kami.” Lalu, pembawa acara berteriak lantang, “Dannnnn……. Juara satunya jatuh pada nomor………enammmmm…….SD.H. Israti !!!!!!!!!”. Alhamdulillah……………… itulah kata pertama yang kami ucapkan hamper serentak. Lalu kami saling berpandangan dan…….., Yeeeeeeeeee………Hia…………Hu……..Teriak kami histeris saking senangnya. Pak Parnen juga meloncat senang sampai lupa kalau kaki beliau yang terkilir masih sakit.
Pak Bachtiar menyuruhku maju ke panggung, karena aku yang kebetulan memakai nomor dada, untuk menerima piala. Kemudian selesai kami merima piala, perwakilan pembimbing dari masing-masing juara dipersilakan naik ke panggung untuk menerima hadiah. Tim kami diwakili Pak Bachtiar untuk menerima hadiah. Juara 3 mendapatkan Hand Phone, Juara 2 menerima hadiah Digital Camera, dan Juara Satu mendapat hadiah Handy Cam, lalu kami diberi kesempatan berfoto bersama di atas panggung. Suasananya sangat heboh. Setelah itu sambil berjalan riang dan tak hentinya kami mengucap syukur kepada Allah, kami menuju tempat parkir untuk kembali ke sekolah.
Sampai di sekolah, banyak teman-teman yang ikut menyambut. Bahkan teman-teman yang mengundurkan diri turut bergembira dan memberi ucapan selamat kepada kami. Senang sekali rasanya dapat mempersembahkan Juara Pertama pada sekolah kami, sehingga semakin beragamlah deretan prestasi yang telah diraih sekolah kami. Sebelum dibubarkan oleh Pak Bachtiar dan Pak Parnen, kami diberi wejangan oleh Pak Musyadat dan ditutup dengan do’a bersama.
Begitulah kisah perjuangan Tim Senam Aerobik SD H. Isriati Baiturrahman dalam mempersembahkan piala susun dua dengan empat pilar berwarna hijau yang turut berjejer di etalase prestasi sekolah kami.







No comments: